Selasa, 10 April 2012

Manusia dan Penderitaan


Pengertian Penderitaan
Penderitaan dan kata derita. Kata derita berasal dari kata bahasa sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan itu dapat lahir atau bathin, atau lahir bathin. Yang termasuk penderitaan itu ialah keluh kesah, kesengsaraan, kelaparan, kekenyangan, kepanasan

Definisi Penderitaan
Kelahiran adalah penderitaan; menjadi tua adalah penderitaan; penyakit adalah penderitaan; kematian adalah penderitaan; kesedihan, ratap tangis, rasa sakit, kesengsaraan (ketidaksenangan) dan keputusasaan adalah penderitaan; tidak memperoleh apa yang diinginkan adalah penderitaan. 

Dengan kata lain Lima kelompok kehidupan (Pancakhandha) yang dipengaruhi kemelekatan adalah penderitaan.


Manusia dan Penderitaan
Penderitaan adalah sebuah kata yang sangat dijauhi dan paling tidak disenangi oleh siapapun. Berbicara tentang penderitaan ternyata penderitaan tersebut berasal dari dalam dan luar diri manusia. Biasanya orang menyebut dengan factor internal dan faktor eksternal.

Dalam diri manusia itu ada cipta, rasa dan karysa. Karsa adalah sumber yang menjadi penggerak segala aktivitas manusia. Cipta adalah realisasi dari adanya karsa dan rasa. Baik karsa maupun rasa selalu ingin dipuaskan. Karena selalu ingin dilayani, sedangkan rasa selalu ingin dipenuhi tuntutannya. Baru dalam keduanya menemukan yang dicarinya atau diharapkan manusia akan merasa senang, merasa bahagia.
Apabila karsa dan rasa tidak terpenuhi apa yang dimaksudkan, manusia akan mendata rasa kurang mengakibatkan munculnya wujud penderitaan, bahkan lebih dari itu, yaitu rasa takut.

Rasa takut itu justru sudah menyelinap dan dating menyerang kita sebelum bencana atau bahaya itu dating menyerangnya. Sekarang yang paling penting adalah bagaimana upaya kita meniadakan rasa kurang dan rasa takut itu. Karena kedua rasa itu termasuk penyakit batin masuia, maka usaha terbaik ialah menyehatkan bathin itu sendiri, rasa kurang itu muncul dikarenakan adanya anggapan lebih pada pihak lain.

Kita sudah tahu bahwa factor – factor yang mempengaruhi penderitaan itu adalah factor internal dan faktor eksternal. Eksternal datangnya dari luar diri manusia. Factor ini dapat dibedakan atas dua macam ; yaitu eksternal murni dan tak murni. Eksternal murni adalah penyebab yang benar – benar berasal dari luar diri manusia yang bersangkutan. Penderitaan itu tidak bukan merupakan akibat ulah manusia yang bersangkutan.

Penyebab Derita
Penyebab derita dapat dipandang dari berbagai sudut :
1. Orang menderita sebab harus menerima karmanya. Uraian ini berlandaskan pada ajaran agama atau hukum keseimbangan alam.
Pada umumnya hal ini dapat diterima oleh rata-rata manusia yang menganut agama.
Akan tetapi sebagian besar dari mereka ini juga menolak pandangan tersebut, jika mereka sendiri yang mengalami / menghadapi derita, sebab merasa diri sendiri sebagai orang yang tidak berdosa sekarat penderitaan itu.
2. Derita dialami oleh sebab firasat tidak tepat, tidak tajam sehingga mengambil langkah-langkah yang keliru. Hal ini disebabkan oleh berkurangnya kemurnian diri alias berdosa yang sedang harus mengalami perhitungannya.
Pandangan ini dinilai dengan suatu logika yang disusul dengan pedoman ajaran agama.
3. Derita bisa terundang oleh kurang mawas diri pada umumnya.
Hal ini bisa saja dalam hal ucapan / tindakan yang berasal dari pikiran yang tidak sempurna dipertimbangkan.
4. Pikiran tidak disempurnakan mungkin saja sebab nafsu / emosi.
5. Nafsu / emosi adalah hasil pengendalian dari kejiwaan / mental.
6. Nafsu / kejiwaan / mental bisa menganggu / mengurangi dewasa rasa sehingga hilang mawas diri.
7. Hilang mawas diri memperkecil / mengurangi kesadaran pada saat-saat tertentu, sehingga berbagai tingkat kedewasaan bisa kacau, tertutup atau "buta" pada saat-saat itu.

Alangkah baiknya jika diberi beberapa contoh sebagai berikut :
Seorang bisa keliru langkah / arah sebab dihinggapi oleh :
a. Gengsi tinggi
b. Tidak ingin ketinggalan sehingga berambisi / emosional / bernafsu.
c. Ikut campur tangan / berjuang mengejar sesuatu melebihi kemampuan dan kesanggupannya.
d. Akhirnya terlibat memikul akibat negatif.
e. Yang dicapai bukan kenikmatan tapi derita.
f. Gengsi / nafsu / mental / kejiwaan membutakannya sehingga lalai menggunakan dewasa otak / pikiran / rasa, tidak sabar mempertimbangkan alternatif yang bisa merugikan.

Pada uraian-uraian diatas dipandang derita tercapai oleh kesalahan berpikir / melangkah. Artinya lebih banyak dipandang dari sudut usaha / perjuangan / aktifitas ingin mencapai hasil tertentu.  Sebenarnya hal itu tidak terlepas dari firasat / feeling yang justru menentukan, menjadi pendorong menemui kegagalan atau keberhasilan. Mari kita pandang tercapai / menghadapi derita dari arah lain. Sesuai ajaran agama atau hukum keseimbangan alam : Orang menderita sebab sudah saatnya menerima derita sebagai imbalan. Dalam situasi dimana seseorang hanya berdiri / duduk / diam ditempat / berbaring / tidur, bisa saja tertimpa derita, sebab alam setempat turut aktif menciptakan derita bagi orang itu. Misalnya pohon tumbang, cabang pohon / buah jatuh dan menimpa dirinya. Dan masih banyak contoh-contoh lain yang dapat dikatakan "kebetulan".

Dalam hal demikian orang-orang cenderung berkata : Tuhan yang mengambil tindakan, kutukan tuhan, putusan tuhan, kemauan tuhan. Hal ini perlu pengupasan lebih jauh untuk menyadari bahwa dalam segala hal hukum keseimbangan alam (tuhan) yang menentukan dan bukan hanya dalam hal-hal yang disebutkan kebetulan.

Pengaruh Penderitaan bagi Manusia
Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif ataupun sikap negatif. Sikap negatif misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin bunuh diri, Siakp ini diungkapkan dalam peribahasa “Sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tak berguna” ,”nasi sudah menjadi bubur”. Kelanjutan dari sikap negatif ini dapat timbul sikap anti, misalnya anti kawin atau tidak mau kawin, tidak punya gairah hidup.

Sikap positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan hidup, bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dari penderitaan, dan penderitaan itu adalah hanya bagian dari kehidupan. Sikap positif biasanya kreatif, tidak mudah menyerah, bahkan mungkin timbul sikap keras atau sikap anti, misalnya anti kawin paksa, ia berjuang menentang kawin paksa, anti ibu tiri,ia berjuang menentang kekerasan dan lain-lainnya

Apabila sikap negatif dan positif ini dikomunikasikan oleh para seniman kepada para pembaca, penonton, maka para pembaca, para penonton akan memberikan penilainnya. Penilaian itu dapat berupa kemauan untuk mengadakan perubahan nilai-nilai kehidupan dalam masyarakat dengan tujuan perbaikan keadaan. Keadaan yang sudah tidak sesuai ditinggalkan dan diganti dengan keadaan yang lebih sesuai, keadaan yang berupa hambatan harus disingkirkan.

Penderitaan Rakyat Indonesia
Dari hari kehari kita semakin banyak melihat kemiskinan dan penderitaan rakyat indonesia , yang semakin meluas dan melebar kemana-mana dan seharusnya mereka bisa merasakan kenikmatan dan kemerdekaan yang mereka miliki tapi malah sebaliknya.Bukan merasakan kenikmatan tersebut tapi malah merasakan kemiskinan dan kesengsaraan tersebut dikarena ulah oleh segelintir orang-orang yang serakah. Yang mana mereka sudah merasakan sangat banyak , tapi tidak merasa belum cukup puas.                                                                                                   
Seperti banyak yang kita liat penderitaan rakyat Indonesia yang terjadi di daerah-daerah seperti di daerah PAPUA  banyak dari mereka yang tadinya punya tempat tinggal akhirnya mereka sekarang kehilangan tempat tinggal dan sampai sekarang tidak jelas penyelesaiannya.

Bagaimana caranya untuk menolong mereka, ini karena suatu hal mereka sekarang menjadi menderita karena mereka kehilangan tempat tinggal , pekerjaan , anak-anak mereka kehilangan tempat sekolah , dan ada yang kehilangan tempat usaha mereka dan semua ini kelihatannya masih belum terselesaikan, dan bahkan pemerintah belum memberikan apa yang seharusnya dia lakukan. kepada masyarakat miskin.

Lenyapkan Penderitaan Indonesia
Suara jerit-jerit pilu membahana
Mencoba memberontak dari kekejaman massa
Juga tangis tak berkesudahan, yang terus merambat ke pelosok negri
Lihatlah mereka… Memelas belas kasih
Berharap lepas dari penderitaan
kemiskinan hidup yang kiat membelenggu
Bumi Ibu Pertiwi.. Juga ikut bersedih
Menangis.. Mendengar keluh kesah anak bangsa
Yang tak jua menemukan titik terang pembangunannya
Adakah yang kan peduli dengan nasib mereka..??
Mengapa para pejabat seolah sibuk memperebutkan pangkat tahta Pemerintahan,
Hingga,  Urusan negara ter abaikan
Dan nasib rakyat kian melarat..
Janji-janji manis hanya sebagai khiasan belaka
tak semanis apa yang di janjikan, dan di harapkan oleh rakyat
Sementara… Para rakyat selalu berjuang tiada reda
Berontak hati Hendak bebas..
Menghantam segala apa yang menghadang
Dari Ketidak adilan serta kebijakan yang terus mengekang..
Demonstrasi massa pun tak terelakkan
Yang terus bergejolak di dalam Negri.
Para rakyat turut meminta, keadilan dari kewenangan pemerintah
Musnahkan Penderitaan, Lenyapkan Kemiskinan..
Demi Tanah Air tercinta.. INDONESIA…!

sumber : http://fiksi.kompasiana.com/puisi/2012/03/18/lenyapkan-penderitaan-bangsa-indonesia/

0 komentar:

Posting Komentar

 
;