Penderitaan dan kata derita. Kata
derita berasal dari kata bahasa sansekerta dhra artinya menahan atau
menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak
menyenangkan. Penderitaan itu dapat lahir atau bathin, atau lahir bathin. Yang
termasuk penderitaan itu ialah keluh kesah, kesengsaraan, kelaparan,
kekenyangan, kepanasan
Definisi Penderitaan
Kelahiran adalah penderitaan;
menjadi tua adalah penderitaan; penyakit adalah penderitaan; kematian adalah
penderitaan; kesedihan, ratap tangis, rasa sakit, kesengsaraan
(ketidaksenangan) dan keputusasaan adalah penderitaan; tidak memperoleh apa
yang diinginkan adalah penderitaan.
Dengan kata lain Lima kelompok
kehidupan (Pancakhandha) yang dipengaruhi kemelekatan adalah penderitaan.
Manusia dan Penderitaan
Penderitaan adalah sebuah kata
yang sangat dijauhi dan paling tidak disenangi oleh siapapun. Berbicara tentang
penderitaan ternyata penderitaan tersebut berasal dari dalam dan luar diri
manusia. Biasanya orang menyebut dengan factor internal dan faktor eksternal.
Dalam diri manusia itu ada cipta,
rasa dan karysa. Karsa adalah sumber yang menjadi penggerak segala aktivitas
manusia. Cipta adalah realisasi dari adanya karsa dan rasa. Baik karsa maupun
rasa selalu ingin dipuaskan. Karena selalu ingin dilayani, sedangkan rasa
selalu ingin dipenuhi tuntutannya. Baru dalam keduanya menemukan yang dicarinya
atau diharapkan manusia akan merasa senang, merasa bahagia.
Apabila karsa dan rasa tidak
terpenuhi apa yang dimaksudkan, manusia akan mendata rasa kurang mengakibatkan
munculnya wujud penderitaan, bahkan lebih dari itu, yaitu rasa takut.
Rasa takut itu justru sudah
menyelinap dan dating menyerang kita sebelum bencana atau bahaya itu dating
menyerangnya. Sekarang yang paling penting adalah bagaimana upaya kita
meniadakan rasa kurang dan rasa takut itu. Karena kedua rasa itu termasuk
penyakit batin masuia, maka usaha terbaik ialah menyehatkan bathin itu sendiri,
rasa kurang itu muncul dikarenakan adanya anggapan lebih pada pihak lain.
Kita sudah tahu bahwa factor –
factor yang mempengaruhi penderitaan itu adalah factor internal dan faktor
eksternal. Eksternal datangnya dari luar diri manusia. Factor ini dapat
dibedakan atas dua macam ; yaitu eksternal murni dan tak murni. Eksternal murni
adalah penyebab yang benar – benar berasal dari luar diri manusia yang
bersangkutan. Penderitaan itu tidak bukan merupakan akibat ulah manusia yang
bersangkutan.
Penyebab Derita
Penyebab derita dapat dipandang
dari berbagai sudut :
1. Orang menderita sebab harus
menerima karmanya. Uraian ini berlandaskan pada ajaran agama atau hukum
keseimbangan alam.
Pada umumnya hal ini dapat
diterima oleh rata-rata manusia yang menganut agama.
Akan tetapi sebagian besar dari
mereka ini juga menolak pandangan tersebut, jika mereka sendiri yang mengalami
/ menghadapi derita, sebab merasa diri sendiri sebagai orang yang tidak berdosa
sekarat penderitaan itu.
2. Derita dialami oleh sebab
firasat tidak tepat, tidak tajam sehingga mengambil langkah-langkah yang
keliru. Hal ini disebabkan oleh berkurangnya kemurnian diri alias berdosa yang
sedang harus mengalami perhitungannya.
Pandangan ini dinilai dengan
suatu logika yang disusul dengan pedoman ajaran agama.
3. Derita bisa terundang oleh
kurang mawas diri pada umumnya.
Hal ini bisa saja dalam hal
ucapan / tindakan yang berasal dari pikiran yang tidak sempurna
dipertimbangkan.
4. Pikiran tidak disempurnakan
mungkin saja sebab nafsu / emosi.
5. Nafsu / emosi adalah hasil
pengendalian dari kejiwaan / mental.
6. Nafsu / kejiwaan / mental bisa
menganggu / mengurangi dewasa rasa sehingga hilang mawas diri.
7. Hilang mawas diri memperkecil
/ mengurangi kesadaran pada saat-saat tertentu, sehingga berbagai tingkat
kedewasaan bisa kacau, tertutup atau "buta" pada saat-saat itu.
Alangkah baiknya jika diberi
beberapa contoh sebagai berikut :
Seorang bisa keliru langkah /
arah sebab dihinggapi oleh :
a. Gengsi tinggi
b. Tidak ingin ketinggalan
sehingga berambisi / emosional / bernafsu.
c. Ikut campur tangan / berjuang
mengejar sesuatu melebihi kemampuan dan kesanggupannya.
d. Akhirnya terlibat memikul
akibat negatif.
e. Yang dicapai bukan kenikmatan
tapi derita.
f. Gengsi / nafsu / mental /
kejiwaan membutakannya sehingga lalai menggunakan dewasa otak / pikiran / rasa,
tidak sabar mempertimbangkan alternatif yang bisa merugikan.
Pada uraian-uraian diatas
dipandang derita tercapai oleh kesalahan berpikir / melangkah. Artinya lebih
banyak dipandang dari sudut usaha / perjuangan / aktifitas ingin mencapai hasil
tertentu. Sebenarnya hal itu tidak
terlepas dari firasat / feeling yang justru menentukan, menjadi pendorong
menemui kegagalan atau keberhasilan. Mari kita pandang tercapai / menghadapi
derita dari arah lain. Sesuai ajaran agama atau hukum keseimbangan alam : Orang
menderita sebab sudah saatnya menerima derita sebagai imbalan. Dalam situasi
dimana seseorang hanya berdiri / duduk / diam ditempat / berbaring / tidur,
bisa saja tertimpa derita, sebab alam setempat turut aktif menciptakan derita
bagi orang itu. Misalnya pohon tumbang, cabang pohon / buah jatuh dan menimpa
dirinya. Dan masih banyak contoh-contoh lain yang dapat dikatakan
"kebetulan".
Dalam hal demikian orang-orang
cenderung berkata : Tuhan yang mengambil tindakan, kutukan tuhan, putusan
tuhan, kemauan tuhan. Hal ini perlu pengupasan lebih jauh untuk menyadari bahwa
dalam segala hal hukum keseimbangan alam (tuhan) yang menentukan dan bukan
hanya dalam hal-hal yang disebutkan kebetulan.
Pengaruh Penderitaan bagi Manusia
Orang yang mengalami penderitaan
mungkin akan memperoleh pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap
yang timbul dapat berupa sikap positif ataupun sikap negatif. Sikap negatif
misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin bunuh
diri, Siakp ini diungkapkan dalam peribahasa “Sesal dahulu pendapatan, sesal
kemudian tak berguna” ,”nasi sudah menjadi bubur”. Kelanjutan dari sikap
negatif ini dapat timbul sikap anti, misalnya anti kawin atau tidak mau kawin,
tidak punya gairah hidup.
Sikap positif yaitu sikap optimis
mengatasi penderitaan hidup, bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan, melainkan
perjuangan membebaskan diri dari penderitaan, dan penderitaan itu adalah hanya
bagian dari kehidupan. Sikap positif biasanya kreatif, tidak mudah menyerah,
bahkan mungkin timbul sikap keras atau sikap anti, misalnya anti kawin paksa,
ia berjuang menentang kawin paksa, anti ibu tiri,ia berjuang menentang
kekerasan dan lain-lainnya
Apabila sikap negatif dan positif ini
dikomunikasikan oleh para seniman kepada para pembaca, penonton, maka para
pembaca, para penonton akan memberikan penilainnya. Penilaian itu dapat berupa
kemauan untuk mengadakan perubahan nilai-nilai kehidupan dalam masyarakat
dengan tujuan perbaikan keadaan. Keadaan yang sudah tidak sesuai ditinggalkan
dan diganti dengan keadaan yang lebih sesuai, keadaan yang berupa hambatan
harus disingkirkan.
Penderitaan Rakyat Indonesia
Dari hari kehari kita semakin
banyak melihat kemiskinan dan penderitaan rakyat indonesia , yang semakin
meluas dan melebar kemana-mana dan seharusnya mereka bisa merasakan kenikmatan
dan kemerdekaan yang mereka miliki tapi malah sebaliknya.Bukan merasakan
kenikmatan tersebut tapi malah merasakan kemiskinan dan kesengsaraan tersebut
dikarena ulah oleh segelintir orang-orang yang serakah. Yang mana mereka sudah
merasakan sangat banyak , tapi tidak merasa belum cukup puas.
Seperti banyak yang kita liat
penderitaan rakyat Indonesia yang terjadi di daerah-daerah seperti di daerah
PAPUA banyak dari mereka yang tadinya
punya tempat tinggal akhirnya mereka sekarang kehilangan tempat tinggal dan
sampai sekarang tidak jelas penyelesaiannya.
Bagaimana caranya untuk menolong
mereka, ini karena suatu hal mereka sekarang menjadi menderita karena mereka
kehilangan tempat tinggal , pekerjaan , anak-anak mereka kehilangan tempat
sekolah , dan ada yang kehilangan tempat usaha mereka dan semua ini
kelihatannya masih belum terselesaikan, dan bahkan pemerintah belum memberikan
apa yang seharusnya dia lakukan. kepada masyarakat miskin.
Lenyapkan Penderitaan Indonesia
Suara jerit-jerit pilu membahana
Mencoba memberontak dari
kekejaman massa
Juga tangis tak berkesudahan,
yang terus merambat ke pelosok negri
Lihatlah mereka… Memelas belas
kasih
Berharap lepas dari penderitaan
kemiskinan hidup yang kiat
membelenggu
Bumi Ibu Pertiwi.. Juga ikut
bersedih
Menangis.. Mendengar keluh kesah
anak bangsa
Yang tak jua menemukan titik
terang pembangunannya
Adakah yang kan peduli dengan
nasib mereka..??
Mengapa para pejabat seolah sibuk
memperebutkan pangkat tahta Pemerintahan,
Hingga, Urusan negara ter abaikan
Dan nasib rakyat kian melarat..
Janji-janji manis hanya sebagai
khiasan belaka
tak semanis apa yang di janjikan,
dan di harapkan oleh rakyat
Sementara… Para rakyat selalu
berjuang tiada reda
Berontak hati Hendak bebas..
Menghantam segala apa yang
menghadang
Dari Ketidak adilan serta
kebijakan yang terus mengekang..
Demonstrasi massa pun tak
terelakkan
Yang terus bergejolak di dalam
Negri.
Para rakyat turut meminta,
keadilan dari kewenangan pemerintah
Musnahkan Penderitaan, Lenyapkan
Kemiskinan..
Demi Tanah Air tercinta..
INDONESIA…!
sumber :
http://fiksi.kompasiana.com/puisi/2012/03/18/lenyapkan-penderitaan-bangsa-indonesia/
0 komentar:
Posting Komentar