Sabtu, 08 Juni 2013

Perilaku Konsumen pada Suatu Produk


Perilaku konsumen merupakan studi tentang cara individu, kelompok, organisasi dalam menyeleksi, membeli, menggunakan, dan mendisposisikan barang, jasa, gagasan, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka. Konsumen adalah individu yang mempunyai warna tersendiri tiap-tiap individunya, dalam tulisan ini kita perlu memahami konsep pemikiran mereka dengan mengetahui tahap-tahap dalam proses pembelian sebagai berikut :

Faktor-faktor yang memengaruhi
Terdapat lima faktor internal yang relevan terhadap proses pembuatan keputusan pembelian:
  • Motivasi (motivation) merupakan suatu dorongan yang ada dalam diri manusia untuk mencapai tujuan tertentu.
  • Persepsi (perception) merupakan hasil pemaknaan seseorang terhadap stimulus atau kejadian yang diterimanya berdasarkan informasi dan pengalamannya terhadap rangsangan tersebut.
  • Pembentukan sikap (attitude formation) merupakan penilaian yang ada dalam diri seseorang yang mencerminkan sikap suka/tidak suka seseorang akan suatu hal.
  • Integrasi (integration) merupakan kesatuan antara sikap dan tindakan.[1] Integrasi merupakan respon atas sikap yang diambil. Perasaan suka akan mendorong seseorang untuk membeli dan perasaan tidak suka akan membulatkan tekad seseorang untuk tidak membeli produk tersebut.

Keputusan Konsumen untuk membeli suatu produk
Keputusan untuk membeli yang diambil oleh pembeli itu sebenarnya merupakan kumpulan dari sejumlah keputusan. Setiap keputusan membeli mempunyai suatu struktur yang mencakup beberapa komponen:

1. Keputusan tentang jenis produk.
Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli sebuah radio atau menggunakan uangnya untuk tujuan lain. Dalam hal ini perusahaan harus memusatkan perhatiannya kepada orang-orang yang berminat membeli radio serta alternatif lain yang mereka pertimbangkan.

2. Keputusan tentang bentuk produk.
Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli bentuk radio tertentu. Keputusan tersebut menyangkut pula ukuran, mutu suara, corak dan sebagainya. Dalam hal ini perusahaan harus melakukan riset pemasaran untuk mengetahui kesukaan konsumen tentang produk bersangkutan agar dapat memaksimalkan daya tarik merknya.

3. Keputusan tentang merk
Konsumen harus mengambil keputusan tentang merk mana yang akan dibeli. Setiap merk memiliki perbedaan-perbedaan tersendiri. Dalam hal ini perusahaan harus mengetahui bagaimana konsumen memilih sebuah merk.

4. Keputusan tentang penjualnya
Konsumen harus mengambil keputusan di mana radio tersebut akan dibeli, apakah pada toko serba ada, toko alat-alat listrik, toko khusus radio, atau toko lain. Dalam hal ini, produsen, pedagang besar, dan pengecer harus mengetahui bagaimana konsumen memilih penjual tertentu.

5. Keputusan tentang jumlah produk
Konsumen dapat mengambil keputusan tentang seberapa banyak produk yang akan dibelinya pada suatu saat. Pembelian yang dilakukan mungkin lebih dari satu unit. Dalam hal ini perusahaan harus mempersiapkan banyak produk sesuai dengan keinginan yang berbeda-beda dari para pembeli.

6. Keputusan tentang waktu pembelian
Konsumen dapat mengambil keputusan tentang kapan ia harus melakukan pembelian. Masalah ini akan menyangkut tersedianya uang untuk membeli radio. Oleh karena itu perusahaan harus mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam penentuan waktu pembelian. Dengan demikian perusahaan dapat mengatur waktu produksi dan kegiatan pemasarannya.

7. Keputusan tentang cara pembayaran
Konsumen harus mengambil keputusan tentang metode atau cara pembayaran produk yang dibeli, apakah secara tunai atau dengan cicilan. Keputusan tersebut akan mempengaruhi keputusan tentang penjual dan jumlah pembeliannya. Dalam hal ini perusahaan harus mengetahui keinginan pembeli terhadap cara pembayarannya.

Nah~ tadi adalah pertimbangan konsumen untuk memilih suatu produk untuk di belinya. Sekarang saya akan mengambil sample prokuk yaitu "Indomie" sebagai produk mie yang banyak dibeli oleh konsumen. (^_^) I like Inomie~

Studi Kasus Indomie vs Mie Sedap

Sebuah produk dikatakan berhasil bila brand image produk tersebut mampu mewakili semua merk yang ada dan menjadi nama pengganti semua Merk. Masih ingat begaimana banyak orang menyebut nama Aqua untuk penyebutan semua jenis minuam air mineral ? Begitu pula dengan Indomie yang diucapkan orang untuk mewakili Mie Instan. Mari cermati Studi kasus Indomie VS Mie Sedap dibawah ini.

Indomie, mie instan produk PT Indofood CPB Sukses Makmur Tbk adalah pionir sekaligus market leader produk mie instan di Indonesia selama puluhan tahun. Mie instan keluarga perusahaan milik Sudono Salim ini pertama kali diluncurkan pada tahun 1970 dan langsung "Meledak" di pasaran. Pada tahun 1982, penjualan produk Indomie mengalami peningkatan signifikan karena Indofood terus meluncurkan berbagai variasi rasa mie instan yang rasanya pas dengan selera masyarakat. Selain inovasi penciptaan berbagai varian rasa, Indomie makin dicintai karena harganya terjangkau

Keberhasilan Indomie masih bertahan hingga tahun, terbukti dengan ekspor produk mie instan ini keluar negeri seperti Australia. Bisnis perusahaan mie itu pun kian menggurita sampai menduduki posisi marketing yang super dominan. Dalam kurun waktu itu, banyak perusahaan lain yang menciptakan produk mie instan untuk mengalahkan Indomie. Namun satu persatu produk tenggelam, bahkan ada beberapa merek yang kemudian di akuisisi Indofood.



Dari tabel di atas terlihat Indomie memperoleh persentase sebesar 48,85%, Mie Sedaap sebesar 40,20%, Supermie memperoleh persentase sebesar 4,83%, Sarimi sebesar 3,56%, Sakura sebesar 2,04%, Mie Gaga hanya sebesar 0,51% saja, sedangkan yang mengkomsumsi Mie President tidak ada. Dapat disimpulkan bahwa Brand Indomie dengan Mie Sedaap merupakan dua Brand mie instan yang diminati oleh masyarakat Indonesia.

Indomie sebagai market leader di kategori produk mie instan, telah memiliki Brand Equity yang kuat namun mengalami penurunan pangsa pasar semenjak munculnya merek-merek baru yang semakin menjamur di pasar mie instan, terutama sekali sejak munculnya Mie Sedaap dari Wings Food. Menurut data yang dikeluarkan majalah SWA (2004), pangsa pasar Indomie di tahun 2002 masih sebesar 90%, namun sejak hadirnya Mie Sedaap di pasar mie instan pangsa pasar Indomie terus merosot. Di tahun 2006 pangsa pasar Indomie turun menjadi hanya sebesar 70%. Pada tahun 2011 pangsa pasar indomie hanya tinggal 60% saja, sementara 20% dikuasai oleh Mie Sedaap dan 20% dikuasai oleh merek Mie Instan lainnya.


Baik Indomie maupun Mie Sedaap sama-sama gencar mengiklankan produknya di televisi. Keduanya tak mau kalah dalam perang iklan agar produknya menjadi Top Of Mind di benak konsumen dan menjadi produk yang paling dikenal dipasar mie instan.


Perilaku dan Pola Konsumen Terhadap Indomie
Petikan wawancara tentang perilaku dan pola konsumsi seseorang terhadap Indomie.

Nuraini Juliastuti (NJ): Seberapa sering kamu makan Indomie?
Wimo Ambala Bayang (WAB): Aku makan Indomie hampir setiap hari. Terutama yang aku ingat persis, sejak 8 bulan ini aku makan Indomie tiap hari.

NJ: Mengapa kamu suka Indomie?
WAB: Indomie itu menurutku selalu membangkitkan selera makan. Kalau aku sedang merasa bosan makan makanan yang biasa, aku selalu berpikir untuk makan Indomie. Terutama aku suka sekali makan Indomie goreng. Kadang Indomie aku perlakukan seperti semacam snack atau jajan gitu. Apalagi kalau dimakan habis merokok, wah rasanya jadi semakin enak. Tapi ini tergantung sih. Kalau sedang punya uang, maka Indomie akan kuanggap jajan. Tapi kalau sedang tidak punya uang, makan Indomie kuanggap seperti makan besar.

NJ: Apa benar lebih irit makan Indomie?

WAB: Iya dong. Daripada makan di warung, masak sendiri 2 bungkus Indomie dengan krupuk 2 buah, dijamin kenyang dan enak.

NJ: Bisa nggak mendeskripsikan Indomie?
WAB: Rasanya gurih-gurih. Indomie goreng enak karena ada renyah-renyahnya, kemepyar gitu. Kalau makan Indomie rebus, musti pakai sambal. Terus mie-nya sedap, seperti ada margarinnya. Dan terutama baunya yang selalu bikin kepingin.

NJ: Pernah memikirkan efeknya terhadap tubuh nggak?
WAB: Sebenarnya aku selalu takut dengan efeknya. Tapi gimana lagi? Indomie itu makanan rekreatif menurutku. Selalu diimpi-impikan.Wimo

Video Pecinta Indomie
 


Sekian pembahasan kali ini tantang Perilaku Konsumen pada suatu Produk~ (>.<) semoga bermanfaat~

2 komentar:

Anonim mengatakan...

Thank's Infonya Bray .. !!!

www.bisnistiket.co.id

Hana Rasyida mengatakan...

maaf, saya mau tanya..sumber data tabel brand mie,konsumen dan persentase di atas dari mana ya? saya sangat butuh untuk keperluan skripsi, mohon dijawab ya.terimakasih :)

Posting Komentar

 
;